Kelompok kami menggunakan Shio Monyet sebagai tema plating kami.

Anggota kami:

1. Aurelia Keona Sugiharto
2. Christa Danesia Surjaputera
3. Christy Anabelle Kusumah
4. Dimas Suryo Wicaksono
5. Edryna Mikayla Najoan
6. Louis Fabian

---

Filosofi

Nasi Hainan berasal dari Provinsi Hainan, China, dan terkenal sebagai salah satu makanan khas di kawasan tersebut. Hidangan ini diperkenalkan oleh para imigran Hainan yang menetap di Asia Tenggara, terutama Singapura, Malaysia, dan Thailand, sejak abad ke-19. Meski asal-usul penemunya tidak tercatat secara spesifik, nasi Hainan diadaptasi oleh penduduk lokal dari gaya masakan tradisional Hainan, yakni memasak nasi dengan kaldu ayam yang kaya rasa. Hidangan ini semakin populer dan menjadi simbol warisan budaya kuliner.

Untuk tema plating kami sendiri, Perayaan Shio Monyet merupakan bagian dari tradisi Tahun Baru Imlek yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa. Shio Monyet, yang merupakan salah satu dari dua belas shio dalam astrologi Tionghoa, melambangkan kecerdikan, kelincahan, dan kemampuan beradaptasi. Dalam konteks perayaan, individu yang lahir di tahun Monyet biasanya dianggap memiliki sifat ceria dan penuh energi, sehingga mereka sering menjadi pusat perhatian dalam berbagai acara. Selama perayaan Imlek, berbagai ritual dilakukan untuk menghormati dewa dan leluhur, serta untuk memohon keberuntungan dan kesehatan di tahun mendatang.

Dalam perayaan ini, warna-warna keberuntungan seperti abu-abu, biru, dan hitam sering digunakan oleh mereka yang memiliki shio Monyet. Selain itu, mereka juga dianjurkan untuk memperkuat hubungan sosial dengan keluarga dan teman-teman melalui berbagai kegiatan seperti makan bersama dan memberikan angpao. Tradisi ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan tahun baru, tetapi juga untuk memperkuat ikatan antar anggota keluarga serta komunitas. Dengan semangat positif yang dimiliki oleh Shio Monyet, perayaan ini diharapkan dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi semua yang merayakannya.

---

---

Kadar Gizi