Kritik Karya “Can I Get a Chee Hoo?”
Alexandra Claire Denise/XII IPS 1/01
Victoria Benita Ernst/XII IPS 1/35

Lagu “Can I Get a Chee Hoo?” dari Moana 2 adalah lagu terbaru yang baru saja dirilis dalam sekuel film animasi Moana yang populer. Namun, bukan lagu itu sendiri yang banyak diperhatikan dari hasil pertunjukan karena lagu ini tidak sukses karena faktor kelebihannya justru dalam banyak kekurangannya, lirik dan strukturnya yang bermasalah. Sebagai musikal yang hidupkan cerita dalam sebuah film, lagu ini diharapkan mampu meningkatkan kejanggalan dan pengalaman emosional penonton, kenyataannya lagu ini gagal memberikan bandingan yang diharapkan oleh disney sebagai produser. Oleh karena itu, penyempurnaan dalam lirik dan strukturnya sangatlah penting karena penggunaan lirik cenderung dipaksakan, pemilihan kata yang kurang kohesif, dan kedalaman makna yang kurang sehingga kedalaman makna lagu seolah-olah keangkuhan dibandingkan lagu pertama.
Namun sebenarnya, lagu ini memiliki beberapa fenomena konkrit yang bisa diapresiasi. Diantaranya adalah lagunya yang memiliki energi penuh, dan atmosfir yang menyenangkan. Tentunya lagu ini dibuat untuk memberikan motivasi dan membuat semangat penuh, membuat penontonnya rekreasi suasana ceria di dalam film. Dengan ritmo yang cepat dan aransemen yang mempesona, İndonesia lagu ini memiliki banyak potensi untuk menjadi lagu yang menarik untuk sekutu anak-anak dan penonton yang ingin melebur kedalam itas lirik, bukan sekitar apa yang dinyanyikan.
Beberapa perubahan yang terlihat hanya dari sudut penciptaan lirik, Can I Get a Chee Hoo? tampaknya membuat hanga mengupas suasana yang ceria dan semangat berdasarkan karakter Maui yang menawan dan tentu saja juga humoris. Namun, upaya tersebut tampaknya gagal sejauh ini karena lirik yang dihasilkan tidak natural penggunaan dan suara terasa sangat dipaksakan. Terlebih karena beberapa frasa yang tampaknya menuangkan rima lebih banyak daripada menghasilkan pesan atau maknanya. Ini membuat lagu mengalami identitas naratif yang seharusnya menjadi juru pembawa dalam musikal.
Selain itu, “Can I Get a Chee Hoo?” ini mungkin terasa tidak memiliki konsistensi tematis yang kuat dalam kontek film. Meskipun penggunaan acap kata ini dalam lirikan dalam upaya menciptakan momen ikonis dengan interaksi aktor, pengaplikasiannya dalam lirik sendiri terkesan membuat lirik lagu tersebut melemah. Lagu-lagu dalam musikal itu seharusnya menunjang karakter atau menghijaukan narasi yang ada, namun lagu tersebut cocok ke dalam film.
Beberapa penggunaan melodi dan komposisi lagu ini sendiri tidak memberikan sesuatu yang rahasia atau bahkan menarik dibandingkan dengan dari film pertama. Kondisi yang berbeda jauh seperti How Far I’ll Go atau We Know The Way oleh Ali McBee, lagu ini tidak terasa memiliki sesuatu yang menyeruakan Polinesia seperti lagu pop biasa mesti, sungguh membosankan kelihatan tiap not. Ini membuat muncul kehilangan esensi dan daya tari yang diharapkan dalam film musikal.
Namun, terlepas dari semua itu lagu ini tetap membawa sejuta gerak. Daya tariknya masih saja sulit dibuangkan, meskipun dengan produksi musik yang terasa sangat berenergi karena perpaduan instrumennya dan mencerminkan ceria aransemen. Beat yang engaging dan vokal yang expressive membuat lagu ini terus hidup dalam benak penikmat musik dan dapat dengan mudah membuat menjadi earworm. Lagu ini juga sangat membawa hiburan, ringan dan tidak perlu terlalu dalam, saat digunakan hanya untuk membantu menghidupkan suasana.
Secara keseluruhan “Can I Get a Chee Hoo?” adalah lagu yang membosankan dalam persamaan dengan standar lagu yang dibuat oleh Moana sebelumnya. Liriknya terbilang sangat lemah dan kurang berkesinambungan dengan mengenai cerita atau karakter, sedangkan dari segi melodinya sama sekali tidak memberikan sesuatu yang baru dan inovatif. Dibandingkan sebagai bagian dari musikal, lagu tersebut secara optimis harus lebih fokus kepada pengembangan karakter dan cerita dibandingkan sekedar negatif lagi menjadi lagu yang digantungkan penonton dalam berbagai gending yang terbuang tanpa maksud yang dalam.
Dengan itulah, meski kadang banyak kekurangan, lagu ini tetap menarik pada akhirnya karena menawarkan energi dan ceria-nya. Dengan aranseman yang penuh dengan bagian yang gemulai dan ada vibe ceria, mungkin lagu ini bisa digemari oleh penonton yang masih relatif muda atau penikmat musik yang hanya ingin tertawa dan relax. pada semua kekurangan dan kelebihan, lagu ini menjadi bukti bahwa tidak segalanya sekuel selalu bisa mengambil kualitas sama persis dengan pendahulunya dan tetap bisa memberikan semangat.