Esai Kolaborasi Bahasa Indonesia dan PPKn

Masyarakat Lebih Memilih dan Menggunakan Produk Impor Daripada Produk Dalam Negeri

Oleh: Joanna Jedine Santoso / XII IPS 1 / 21

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Salah satu dampak positif yang terjadi adalah kemudahan akses masyarakat terhadap produk impor serta meningkatnya aksesibilitas dalam berinteraksi dengan budaya luar. Namun, dampak positif ini juga memiliki sisi negatif, seperti fenomena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas produk luar negeri. Tren di kalangan artis yang gemar membeli produk luar negeri menyebabkan masyarakat awam lebih tertarik pada merek seperti Zara dan Uniqlo dibandingkan merek lokal. Persaingan ini menjadi salah satu dampak negatif terbesar bagi perekonomian Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, ketertarikan masyarakat terhadap produk impor tidak lepas dari beberapa faktor penyebab. Salah satunya adalah kualitas produk dalam negeri yang masih kalah saing dibandingkan produk luar. Meskipun ada produk lokal berkualitas tinggi, sering kali harganya lebih mahal, sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, kebiasaan masyarakat dalam mengikuti tren juga menjadi faktor yang berpengaruh. Hal ini tidak hanya berdampak pada konsumen, tetapi juga pada produsen. Banyak produsen dalam negeri hanya meniru produk yang sudah ada tanpa melakukan inovasi, sering kali dengan kualitas yang lebih rendah. Akibatnya, perkembangan produk asli Nusantara menjadi terhambat.

Perubahan sikap masyarakat terhadap produk lokal semakin terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Budaya populer Korea, misalnya, telah memengaruhi gaya hidup masyarakat, baik anak muda maupun orang dewasa. Mulai dari musik, gaya berpakaian, gawai, makanan, hingga perilaku sosial, budaya Korea telah bercampur dengan kebiasaan di Indonesia. Namun, dominasi budaya asing ini tidak selalu berdampak positif. Ketika produk kecantikan dan pakaian lokal kalah bersaing dengan produk impor, terlihat bagaimana tren dan strategi branding memiliki pengaruh yang besar terhadap preferensi masyarakat. Hal ini tidak hanya berlaku untuk produk Korea, tetapi juga produk dari berbagai negara lain, sementara produk dalam negeri justru kurang diminati.

Salah satu contoh nyata dampak negatif fenomena ini dapat dilihat dalam kasus yang diberitakan oleh iNews.ID. Sebuah sekolah dasar menemukan kasus perundungan yang dipicu oleh gengsi terkait mainan yang sedang tren, yaitu “Labubu.” Singkatnya, sekelompok siswa merendahkan teman-temannya yang tidak memiliki mainan tersebut. Kasus ini sempat viral di TikTok, hingga akhirnya pihak sekolah melarang siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA untuk membawa mainan ini ke lingkungan sekolah. Dari kejadian ini, terlihat bagaimana produk asing yang dikenalkan sejak usia dini dapat menimbulkan sikap gengsi dan kesombongan. Masyarakat cenderung mengutamakan status sosial melalui kepemilikan barang, sehingga produk lokal semakin sulit bersaing. Mengutip dari CNBC News, seorang desainer pakaian dari Bali yang juga merupakan ketua komunitas fashion Indonesia menyatakan bahwa 60% konsumen di Indonesia lebih memilih produk luar negeri dibandingkan produk lokal. Fakta ini menjadi bukti nyata dari fenomena yang sedang terjadi, sekaligus indikator keprihatinan yang perlu kita sikapi dengan serius.

Sebagai masyarakat konsumen, langkah paling sederhana yang dapat dilakukan adalah lebih memilih dan menggunakan produk lokal. Tindakan ini tidak hanya membantu perekonomian negara, tetapi juga mendukung UMKM serta produsen kecil yang menghadapi persaingan ketat di era globalisasi. Selain itu, pemerintah juga dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang manfaat konsumsi produk lokal serta dampak positifnya bagi perekonomian nasional. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya mendukung produk dalam negeri, dampak negatif dari dominasi produk impor masih dapat kita minimalisasi demi kemajuan bangsa.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *