Sifat konsumtif yang memicu kompetisi, terutama pada generasi muda.

Kemajuan Iptek yang pesat membawa banyak perubahan di dalam aspek kehidupan, termasuk dalam NKRI yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam era globalisasi, kompetisi yang ketat menyebabkan adanya budaya materialisme, didukung oleh gaya hidup cepat, belanja daring, dan media sosial yang mempromosikan kemewahan. Hal ini memicu masyarakat, terutama generasi muda, cenderung mengukur kebahagiaan dari kepemilikan barang, sehingga memunculkan sifat konsumtif yang berdampak pada moralitas dan keberagaman bangsa.

Berikut adalah ciri-ciri sifat konsumtif:

– Membeli barang bukan karena kebutuhan, melainkan untuk mengikuti tren.

– Bersikap boros dan menghabiskan banyak uang untuk hal yang tidak esensial.

– Hanya memikirkan kepuasan sesaat tanpa memikirkan masa depan.

– Mengandalkan jalan pintas untuk mendapatkan keinginan.

– Menilai berdasarkan kepemilikan material.

– Memicu permasalahan dan konflik sosial.

Ada dua contoh khasus tentang sifat konsumtif:

  1. Kecanduan layanan “paylater” di kalangan generasi muda: Menurut Prita Hapsari Ghozie, CEO dan Principal Consultant Zap Finance, gaya hidup konsumtif anak muda membuat mereka tidak sempat menyiapkan untuk masa depan. Layanan “paylater” yang memberi kemudahan untuk berbelanja tanpa harus membayar langsung memicu sifat boros dalam kalangan generasi muda, yang menyebabkan mereka terjerat dalam hutang dan kesalahan finansial, mencerminkan kemerosotan dalam pengelolaan keuangan pribadi.
  2. Meningkatnya penggunaan “e-commerce” di kalangan mahasiswa: Penelitian di Universitas Mataram menunjukkan bahwa ada peningkatan penggunaan “e-commerce” di kalangan mahasiswa, terutama pada produk fashion dan kecantikan. Mahasiswa menjadi lebih impulsif saat berbelanja, dipicu oleh diskon produk, promo tanggal kembar, dan gratis ongkir. Riset berpendapat bahwa ini dapat menyebabkan kesulitan finansial di masa depan.

Kita harus bersikap bijak dalam situasi ini, seperti:

– Berbelanja untuk kebutuhan, bukan untuk keinginan.

– Bergaya hidup hemat dan ramah lingkungan.

– Tidak gampang terpicu tren.

Upaya yang dapat dilakukan adalah:

– Mengedukasi tentang finansial sejak dini.

– Mengajarkan moral dalam pendidikan karakter.

– Mendorong gaya hidup sederhana dan menjauhi gaya hidup mewah.

– Orang tua dan guru harus menjadi teladan yang baik dalam finansial.

Sebagai kesimpulan, modernisasi telah membawa kemajuan Iptek pada kalangan generasi muda, namun juga membawa dampak negatif pada aspek finansial di kalangan anak muda. Gaya hidup boros dan konsumtif, mengingini hidup mewah, dan budaya materialisme menjadi tantangan besar. Namun, masih ada banyak upaya yang dapat dilakukan, seperti edukasi finansial sejak dini, mendorong gaya hidup sederhana, dan sebagainya. Kita sebagai masyarakat NKRI harus bersikap bijak dalam era kemajuan Iptek ini dan harus memprioritaskan kebutuhan dibandingkan keinginan agar tidak mengalami masalah finansial di masa depan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *